Catatan Kecil PTK pada Lomba Guru Prestasi Kota Semarang


Rabu, 29 Maret 2017 menjadi hari penghakiman bagi peserta lomba Guru Prestasi. Kebetulan saya diberi amanah Dinas Pendidikan Kota Semarang memilih wakil terbaik jenjang guru SD dalam karya Penelitian Tindakan Kelas. Bersama kolega Pak Sapto, kami dengarkan paparan dari teman2 guru SD. Enam belas peserta beradu kemampuan dalam menyakinkan dewan juri akan laporan hasil penelitiannya. Makalah yang sudah saya baca sebelumnya saya ringkas dalam catatan file pertanyaan di laptop. Ide-ide hebat bermunculan dalam paparan itu. Aroma Inovasi pembelajaran sangat terasa dari penelitian tindakan kelas yang diajukan. Sesuai janji saya dengan peserta, inilah hasil review tersebut, yaitu :
  1. Ide yang bagus kurang didukung dengan laporan penelitian yang baik. Banyak peserta kurang bisa mendeskripsikan laporan penelitiannya dengan baik sehingga susah dipahami.
  2. Hal yang utama malah diabaikan. Hampir semua peserta dengan "jualan" media pembelajaran malah tidak dibawa. Ibarat sales menawarkan barang yg justru tidak dibawa.
  3. Banyak peserta tidak tahu aturan yang harus dipatuhi. Pada metodologi penelitian, aturan PTK satu siklus minimal 2 pertemuan dilanggar dengan satu pertemuan. Ketika saya tanya kenapa satu pertemuan dan dasar aturannya apa, bingung menjawabnya.
  4. Alur berpikir yang tidak nyambung antara rumusan masalah, metodologi, pembahasan dan simpulan. Salah satu contoh rumusan masalahnya 1 disimpulan ada 3.

Penutup tulisan, semakin kita belajar, semakin kita punya pengalaman dan semakin baik kita membuat PTK. Terima kasih.




Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng