Computational Thinking Dalam Kurikulum Merdeka Di Sekolah Dasar

 


Salah satu hal yang menarik dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar adalah Computational Thinking. Computational thinking adalah cara berfikir logis dan efektif untuk menyelesaikan masalah. Dengan penggunaan komputer dan sistem dalam berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari memasak, bekerja, berolahraga sampai beristirahat. KIta dapat mengurangi masalah yang ada dengan berfikir lebih logis dan efektif.

Guna memberi pemahaman ke guru terkait materi tersebut, SD Marsudirini Pemuda mengadakan In House Training (IHT) di Laboratorium Komputer sekolah pada hari Sabtu, 03 September 2022. Kegiatan IHT yang diinisiasi oleh Ibu Kepala Sekolah menghadirkan Bapak Ardan Sirodjuddin sebagai narasumber.

Kepala SD Marsudirini Pemuda, Suster Susi Pujiati punya harapan besar sekolah bisa melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik.

“Saya menginginkan guru-guru memahami apa itu Computational Thinking dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di kelas” Ucap Suster biasa beliau dipanggil.

Kepala SMKN 10 Semarang, Bapak Ardan Sirodjuddin sebagai narasumber menjelaskan detail apa itu CT. Computational thinking adalah cara berfikir logis dan efektif untuk menyelesaikan masalah. Dengan penggunaan komputer dan sistem dalam berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari memasak, bekerja, berolahraga sampai beristirahat. KIta dapat mengurangi masalah yang ada dengan berfikir lebih logis dan efektif.

“Tantangan guru menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional”, Papar Bapak Ardan Sirodjuddin.

Lebih lanjut narasumber menjelaskan Metode Computational Thinking dalam memecahkan masalah. Metode tersebut antara lain yang pertama Decomposition, yaitu memecah-mecah masalah menjadi lebih kecil dan sampai ke pokok sebuah masalah hingga kita menyelesaikan suatu masalah tersebut  dan dapat menyelesaikannya satu persatu serta mengidentifikasi perbagian darimana masalah itu datang.

Selanjutnya adalah Pattern Recognition, yaitu mencari pola, biasanya didalam sebuah masalah terdapat pola pola tertentu untuk memecahkannya disitu kita dituntut mengetahui sendiri bagaimana pola tersebut. Yang ketiga abstraksi, yaitu melakukan generalisasi dan mengidentifikasi prinsip-prinsip umum yang menghasilkan pola, tren dan keteraturan tersebut. Biasanya dengan melihat karakteristik umum dan juga membuat model suatu penyelesaian.

Dan yang terakhir adalah Algorithm, yaitu mengembangkan petunjuk pemecahan masalah yang sama secara step-by-step, langkah demi langkah, tahapan demi tahapan sehingga orang lain dapat menggunakan langkah/informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon