Goresan Pena Teguh GW



Setengah purnama sebelumnya, 27-12-2021, ketika berpamitan di “calon gerbang” SMKN 1 (Atap) Tuntang, saya berpesan kepada Pak Ardan, “Semoga kerasan dan dikerasankan di sini.” Tak tahunya, harapan saya itu hanya berumur dua pekan. Saya belum lama mengenal Pak Ardan. Bahkan, bisa dibilang, perkenalan itu berlangsung nyaris di dunia maya belaka. Berjumpa beliau secara tatap muka baru saya alami dua kali. Yang pertama di SMA Islam Hidayatullah Semarang, 12 Januari 2019–tepat tiga tahun silam–ketika beliau menjadi narasumber sebuah IHT untuk teman-teman guru SMA di Jalan Cemara, Banyumanik itu. Tatap muka kedua, ya pada 27 Desember 2021 itu, ketika saya tersangkut di dalam rombongan LPI Hidayatullah Semarang bersilaturahmi ke SMKN 1 Tuntang. 

Perkenalan kami di dunia maya pun baru terjalin ketika Pak Ardan sudah menjadi kepala sekolah di SMKN 1 Tuntang. Itu bermula dari artikel “Catatan CEO” beliau, yang saya dapati di Facebook. “Catatan CEO” yang pertama saya baca cukup mengganggu saya: kepala sekolah saja menjuluki dirinya CEO; apalagi, “hanya” kepala sekolah satu atap pula. Namun, di balik itu saya tergugah: perspektif baru dalam memimpin sekolah. Saya dibuatnya ketagihan. Saya ikuti artikel-artikel berikutnya. Demi mengasup ilmu gratis secara berkelanjutan, saya putuskan: rugi kalau saya tidak berteman dengan penulisnya. Lamaran pertemanan saya layangkan. Alhamdulillah, tak perlu berganti hari untuk menerima konfirmasi. Padahal, saya yakin, beliau juga tak kenal saya ini makhluk dari planet mana. 

Sejak itu saya endus setiap helaan napas Pak Ardan dan saya dengar setiap detak jantung SMKN 1 Tuntang. Pengintaian itu mengantarkan saya kepada kesimpulan: the right hero on the right battle. Sebagai kepala sekolah pemula–selain nihil pengalaman mengepalai sekolah, beliau juga junior dalam hierarki kepangkatan PNS–Pak Ardan mendapat lahan yang cukup menantang untuk membuktikan leadership dan managerial skills beliau. 

Di Tuntang, Pak Ardan bebas dari hantu bayang-bayang pendahulunya. Di Tuntang, Pak Ardan menemukan kesempatan untuk leluasa meramu konsep, menyusun rancang bangun, merangkai konstruksi, hingga mengerahkan segala sumber daya untuk memahat rupa sekolah yang dicitakan. Sampai titik itu Pak Ardan berhasil. Selama kurang lebih empat tahun ini, Pak Ardan dan SMKN 1 Tuntang laksana dua sisi mata uang: Pak Ardan adalah SMKN 1 Tuntang; pun demikian, SMKN 1 Tuntang adalah Pak Ardan. 

Kini, masa penyapihan telah tiba. Pak Ardan berpindah (baca: dipindahkan) ke sekolah lain, yang tentu punya karakter berbeda dan memerlukan jurus kepemimpinan berbeda pula. Saya berdoa secara optimistis, beliau mampu menjadi garam jika sekolah barunya– yang dekat laut itu–kurang asin dan menjadi penawar ketika intrusi air laut membuat sekolahnya terlalu asin. Apa pun irama ombaknya, beliau sanggup menakhodai mantan sekolah teknik perkapalan itu, insyaallah. 

Selepas kepemimpinan Pak Ardan, SMKN 1 Tuntang tetap menjadi SMKN 1 Tuntang. Spirit, etos, dan budaya organisasi telah tumbuh secara meyakinkan selama masa penyemaian. Dengan penyiraman, penyinaran, dan pemupukan yang proporsional, “kecambah” Tuntang akan terus mengalami pertumbuhan menggembirakan hingga daunnya menyegarkan udara di sekelilingnya, bunganya menyedapkan setiap mata yang memandangnya, dan buahnya mengenyangkan dan menyehatkan semua anak bangsa yang mengenyamnya. Pengasuhan Pak Ardan selama empat tahun yang nyaman tapi tanpa pemanjaan dan gigih tapi penuh perhitungan kiranya cukup membekali SMKN 1 Tuntang untuk beradaptasi dengan pemimpin baru tanpa kehilangan akarnya, pun tanpa melepaskan sayap-sayapnya. 

Selamat memperkaya pengalaman, Pak Ardan. 

Selamat melanjutkan perjuangan, SMKN 1 Tuntang. Selamat datang, Bu Mariati.

Penulis : Teguh GW

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
12 Januari 2022 pukul 21.56 delete

Selamat datang di SMK Negeri 10 Semarang, Pak Ardan...ladang baru untuk mendapat semaian terbaik sebagai amanah dan karunia TUHAN

Reply
avatar
widya
AUTHOR
13 Januari 2022 pukul 07.02 delete

Selamat dan sukses selalu p. Ardan. Tetap amanah dan menginspirasi kami yang masih butuh bnyak belajar...

Reply
avatar

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon