Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar Pemrograman Web Pada Siswa Kelas X MM1 SMK Negeri 8 Semarang Melalui Kartu Coding Tahun Pelajaran 2016/2017


Keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja terlatih sangat membantu dunia usaha, akan tetapi belum semua lulusan SMK bisa memenuhi kebutuhan dunia kerja sesuai dengan kompetensi bidang keahlian yang dimilikinya. Hal itu dikarenakan belum semua lulusan SMK memiliki kesiapan kerja yang matang, sehingga masih banyak lulusan SMK yang menganggur. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan Febuari 2013 jumlah pengangguran terbuka yang ada di Indonesia menunjukkan angka sebesar 7.170.523. Jumlah pengangguran terbuka untuk tidak/belum pernah sekolah sebesar 109.865, belum/tidak tamat SD sebesar 513.534, lulusan SD sebesar 1.421.653, lulus SLTP sebesar 1.822.395, lulusan SLTA Umum sebesar 1.841.545, lulusan SLTA Kejuruan sebesar 847.052, lulusan Diploma I,II,III/Akademi sebesar 192.762, lulusan Universitas sebesar 421.717 (www.bps.go.id).
Berdasarkan data di atas salah satu faktor yang menyebabkan tidak terserapnya siswa di dunia kerja adalah karena tingkat pencapaian kompetensi siswa yang belum maksimal. Seperti yang terjadi di SMK Negeri 8 Semarang, tingkat pencapaian kompetensi siswa Multimedia belum maksimal. Sebagian besar siswa tidak berminat dan merasa kesulitan dalam belajar materi Pemrograman Web  dilihat dari nilai ulangan harian siswa multimedia SMK Negeri 8 Semarang dalam materi Pemrograman Web yang hanya menunjukkan 1 siswa dari 35 siswa siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : (1) Bagaimana Media Kartu Coding mampu meningkatkan proses belajar siswa Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang Pada Mata Pelajaran Pemrograman Web?, (2) Apakah Media Kartu Coding dapat meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang?, (3) Apakah Media Kartu Coding dapat meningkatkan hasil belajar aspek ketrampilan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang?, dan (4) Apakah Media Kartu Coding dapat meningkatkan sikap siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang?
Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah (1) Mengkaji  Media Kartu Coding dalam meningkatkan proses pembelajaran Siswa Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang pada Mata Pelajaran Pemrograman Web, (2) Mengkaji Media Kartu Coding dalam meningkatkan hasil belajar aspek pengetahuan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang, (3) Mengkaji Media Kartu Coding dalam meningkatkan hasil belajar aspek ketrampilan siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang, dan (4) Mengkaji Media Kartu Coding dalam meningkatkan sikap siswa pada mata pelajaran Pemrograman Web Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang.
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. (1) Bagi Siswa, penelitian ini dapat memberikan suasana yang menarik pada proses belajar mengajar sehingga siswa termotivasi mengikuti proses pembelajaran dan mempermudah memahami materi yang dikaji, (2) Bagi Guru, penelitian ini dapat memberi masukan pada guru untuk membuat Media Kartu Coding sesuai dengan minat, kondisi dan kompetensi yang diajarkan, dan (3) Bagi Sekolah, penelitian ini dapat memberikan semangat bagi guru-guru di sekolah untuk melaksanakan penelitian-penelitian yang berkait dengan proses dan hasil belajar.
METODE PENELITIAN
Subyek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X MM1 SMK Negeri 8 Semarang dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang yang terdiri dari 17 siswa putra dan 18 siswa putri. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2016/2017 yaitu dari bulan Juli s.d. September 2016. Materi pada penelitian ini adalah memahami format teks dan tabel pada halaman web.
Desain penelitian penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan.  dengan langkah-langkah penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada masing-masing siklus prosedur penelitian yang dilakukan antara lain perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Masing-masing siklus menggunakan media kartu Coding secara berkelompok, pada siklus I pemilihan kelompok secara acak dan siklus II pemilihan kelompok diatur berdasarkan hasil indeks kepaduan kelompok.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik nontes. Data tes dikumpulkan melalui tes  tertulis dan tes  unjuk kerja, sedangkan data nontes dikumpulkan melalui angket iklim kelas, motivasi berprestasi dan sikap serta sosiometri.  Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai iklim kelas, motivasi berprestasi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran pemrograman web dengan Skala Likert. Kekompakan kelompok dianalisis menggunakan Analisis Sosiometrik yang terdiri dari Indeks Status Pilihan dan Indeks Derajat Kepaduan.
Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas indikator data kuantitatif dan indikator kualitatif. Pada indikator data kuantitatif, penilaian dilakukan berdasarkan tes tertulis dan tes  unjuk kerja.  Tes tertulis  digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa terhadap  pemahaman pemrograman web.  Sedangkan tes unjuk kerja digunakan terhadap penyajian pemrograman web.  Siswa dinyatakan berhasil  mencapai kompetensi pengetahuan dan ketrampilan  apabila nilai yang diperoleh ≥ 75.  Ketuntasan materi dalam penelitian ini tercapai apabila 80% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. 
Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil dari refleksi pada siklus I menjadi acuan perencanaan di siklus II. Siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan yaitu pertemuan I pada tanggal 22 Agustus 2016 dan pertemuan II pada tanggal 29 Agustus 2016.  Perencanaan dalam siklus II meliputi (1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kompetensi dasar 3.3 yaitu memahami format tabel pada halaman web. RPP ini dilaksanakan dalam 2 pertemuan, (2) membuat instrumen penelitian yaitu pengukuran iklim kelas, motivasi berprestasi, dan sikap siswa terhadap mata pelajaran, (3)  membuat alat evaluasi, dan (4) pergantian personal anggota kelompok dimana siswa yang paling menonjol dipindahkan ke kelompok lain dan diganti dengan siswa yang paling tidak menonjol.  
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II meliputi (1) guru dan murid berdoa, (2) guru memberikan penjelasan singkat tentang cakupan materi yang akan dipelajari yaitu pembuatan tabel,  dan tabel dengan Spaning, tabel di dalam tabel, desain layout halaman web dan desain web dengan tabel (2) guru melakukan apersepsi, (3) siswa belajar menggunakan Media Kartu Coding yang telah disiapkan dan worksheet dalam kelompoknya, (4) pelaksanaan kompetisi antar kelompok, (5) guru dan siswa bersama-sama mengambil kesimpulan.
Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II yaitu pengubahan susunan anggota kelompok dimana siswa yang paling populer tiap kelompok dikumpulkan jadi satu kelompok dan dan sisa kelompok lain terdiri dari siswa yang tidak populer ada peningkatan hasil pada pengukuran iklim kelas yaitu 88,57% kategori kondusif dan 11,43% kategori sangat kondusif. Sementara untuk motivasi berprestasi juga mengalami peningkatan dibanding siklus I. Hal ini terlihat pada data pengukuran motivasi belajar dimana 85,71% termotivasi dan 14,29% sangat termotivasi. Sementara untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran Pemrograman Web  juga mengalami peningkatan dibanding siklus I. Hal ini terlihat pada kategori berminat sebesar 82,86% dan 17,14% kategori sangat berminat.
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan di dapat data 91,43% tuntas dan sisanya tidak tuntas. Sedangkan hasil belajar aspek ketrampilan mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 88,57% kompetensi dan sisanya 11,43% tidak kompeten.. 
Pembahasan Hasil Siklus I dan Siklus II
Pada awal pertemuan guru menyampaikan model pembelajaran yang akan digunakan dalam mempelajari KD 2 yaitu format teks pada halaman web. Pembelajaran dilakukan 2 kali pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri dari 4 jam pelajaran. Pada pertemuan ke-2 dilakukan tes evaluasi hasil belajar KD 2. 
Pada pertemuan pertama guru membagi kelas menjadi 6 kelompok secara acak. Guru membagikan Kartu HTML ke masing-masing kelompok dan menjelaskan cara menggunakan media kartu tersebut. Salah satu siswa dalam kelompok mengocok kartu tersebut dan membagi ke semua anggota kelompok sampai semua kartu terbagi. Salah satu siswa menjatuhkan satu kartu dan siswa lain menjatuhkan pasangan kartu tersebut. Demikian permainan berjalan dan siswa yang masih memegang kartu paling banyak dinyatakan kalah. Permainan dimulai lagi dari awal dengan siswa yang kalah mengocok kartu dan membagikannya ke anggota yang lain.
Setelah belajar menggunakan kartu HTML, kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kompetisi antar kelompok. Kompetisi dimulai dengan membuat yel-yel kelompok. Masing-masing kelompok meneriakkan yel-yel mereka dan dinilai oleh kelompok lain. Kelompok yang mendapat nilai paling baik dinyatakan sebagai pemenang dan mendapat hadiah tepuk tangan dan yang mendapat nilai paling rendah mendapatkan hukuman dengan bernyanyi.
Kompetisi dilanjutkan dengan kecepatan memasangkan kartu. Masing-masing kelompok mengirimkan satu wakil untuk ditandingkan dengan kelompok lain. Siswa yang paling cepat memasangkan kartu mendapat nilai 100 dan yang kalah tidak mendapat nilai. Semua anggota kelompok maju berkompetisi secara bergantian. Kelompok yang mendapat jumlah nilai paling besar dinyatakan sebagi pemenang dan mendapatkan hadiah sedangkan kelompok yang mendapat nilai paling rendah mendapatkan hukuman dengan bernyanyi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer dan angket didapat data untuk iklim kelas mengalami peningkatan dari 3,36 pada pra siklus menjadi 3,57 pada siklus I dan 3,80 pada siklus II. Ini artinya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kepuasan siswa selama mengikuti pembelajaran, kekompakan siswa dalam kelas dan dukungan guru dalam kegiatan pembelajaran terus meningkat. 
Adapun nilai rata-rata perhitungan motivasi berprestasi motivasi berprestasi  terus meningkat dari 3,30 pada prasiklus menjadi 3,70 pada siklus I dan 3,92 pada siklus II. Ini artinya dorongan siswa untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan  terus meningkat dengan ciri-ciri yaitu 1) berorientasi kepada keberhasilan mencakup perilaku siswa yang mengarah kepada kegiatan pencapaian prestasi,  2) bertanggung jawab secara pribadi dalam menyelesaikan tugas meliputi kesempurnaan tugas, percaya diri dan tanggung jawab bekerja, 3) inovatif artinya menemukan sesuatu cara yang berbeda dari sebelumnya untuk mencapai suatu keberhasilan termasuk keinginan berkompetisi dengan prestasi diri sebelumnya atau dengan prestasi orang lain, dan 4) mengantisipasi kegagalan yaitu ketelitian untuk berusaha menanggulangi berbagai penghambat pencapaian keberhasilan.
Adapun nilai rata-rata perhitungan sikap siswa terhadap Mata Pelajaran Pemrograman Web terus meningkat dari 3,38 pada prasiklus menjadi 3,66 pada siklus I dan 3,95 pada siklus II. Ini artinya tendensi mental siswa yang diujudkan dalam bentuk pengetahuan atau pemahaman, perasaan dan tindakan atau tingkah laku ke arah positif terhadap mata pelajaran Pemrograman Web.  
Perkembangan hasil belajar aspek ketrampilan ketuntasan hasil belajar aspek ketrampilan terus meningkat dari 57,14% pada siklus I menjadi 88,57% pada siklus II. Ini artinya penerapan Media Kartu Coding  mampu meningkatkan ketuntasan belajar pada aspek ketrampilan.
Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa selaras dengan penelitian yang dilakukan yaitu media Kartu Coding dapat meningkatkan proses dan hasil belajar Pemrograman Web  Siswa Kelas X MM 1 SMK Negeri 8 Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
PENUTUP 
Proses belajar yang efektif dan menyenangkan dalam penelitian ini dilihat dari aspek kekompakan siswa dalam kelas, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kepuasan siswa selama mengikuti pembelajaran dan dukungan guru dalam kegiatan pembelajaran  melalui penggunaan media Kartu Coding. Dari hasil penelitian didapat data bahwa iklim kelas terus meningkat dari 3,36 pada prasiklus menjadi 3,57 pada siklus I dan 3,80 pada siklus II. Ini artinya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kepuasan siswa selama mengikuti pembelajaran, kekompakan siswa dalam kelas dan dukungan guru dalam kegiatan pembelajaran terus meningkat. Di samping itu motivasi berprestasi  terus meningkat dari 3,30 pada prasiklus menjadi 3,70 pada siklus I dan 3,92 pada siklus II. Ini artinya dorongan siswa untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan  terus meningkat.
Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan terus meningkat dari 2,86% pada prasiklus menjadi 74,29% pada siklus I dan 91,43 pada siklus II. Ini artinya penerapan media Kartu Coding mampu meningkatkan ketuntasan belajar pada aspek pengetahuan.
Ketuntasan hasil belajar aspek ketrampilan terus meningkat dari 57,14% pada siklus I menjadi 88,57% pada siklus II. Ini artinya penerapan media Kartu Coding mampu meningkatkan ketuntasan belajar pada aspek ketrampilan.
Sikap siswa terhadap mata pelajaran Pemrograman Web terus meningkat dari 3,38 pada prasiklus menjadi 3,66 pada siklus I dan 3,95 pada siklus II. Ini artinya tendensi mental siswa yang diujudkan dalam bentuk pengetahuan atau pemahaman, perasaan dan tindakan atau tingkah laku ke arah positif terhadap mata pelajaran Pemrograman Web. 
Saran
Ada beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain (1) Bagi Guru, guru hendaknya menerapkan proses belajar yang kondusif untuk meningkatkan hasil belajar di kelas, dan (2) Bagi Kepala Sekolah, Kepala sekolah hendaknya selalu memberi dukungan kepada guru dalam melaksanakan inovasi pembelajaran. Kepala sekolah hendaknya dapat memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan guru guna memperlancar proses pembelajaran. 

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon