Efisiensi Pembiayaan Sekolah

Emmet sebuah minifigur Lego yang sangat biasa. Takdir membawanya bertemu dengan seorang gadis bernama Wyldstyle. Emmet mengaku kepada Lucy bahwa dirinya adalah orang yang memiliki kekuatan spesial. Pengakuan ini membawa Emmet dalam sebuah perkumpulan yang diketuai Vitruvius. Emmet terpilih untuk menyelamatkan dunia dari tiran yang kejam. Bersama Batman dan beberapa pahlawan super lainnya, Emmet memulai petualangannya.

Gambar 1. File The Lego Movie

Tulisan di atas adalah cerita film The Lego Movie. Siapa tidak kenal Lego? Perusahaan blok plastik yang satu ini sudah menunjukkan betapa teknologi mereka bisa memudahkan user dalam melakukan segala sesuatu. Mulai dari masa kecil hingga dewasa. Namun nyatanya semua itu tidak dicapai dengan mudah. Pada awal tahun 2000 an, Lego sempat goyah karena tingkat penjualannya turun hingga 30% di tahun 2003. Lego kemudian mengupayakan diversifikasi ke permainan video games dan theme parks, dengan dukungan penuh konsultan profesional.

Permasalahan di perusahaan Lego bukanlah kurangnya inovasi. Terbukti perusahaan ini selalu memberikan ide baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sayangnya, ide tersebut tidak dimasak hingga matang, dan dibiarkan mentah. Lego kemudian menjual saham theme parks-nya, karena menilai bahwa perusahaan tidak memiliki spesialisasi di bidang tersebut. Mereka juga meminimalisasi biaya dengan pindah ke lokasi produksi yang lebih terjangkau, serta mengurangi varian blok plastik yang diproduksi.

Yang paling penting adalah mereka mulai berinteraksi dengan konsumen, sehingga dapat berinvestasi dengan tepat untuk meningkatkan pemahaman mengenai cara anak bermain. Hasilnya adalah pancaran kreativitas yang tidak mengabaikan nilai-nilai inti perusahaan Lego, serta mengamankan perusahaan sebagai salah satu merek paling bernilai.

Gambar 2. Logo Perusahaan Lego
Jika pada catatan sebelumnya saya membahas efektivitas pembiayaan sekolah, kali ini tulisan berlanjut dengan efisiensi pembiayaan sekolah. Istilah efisiensi menggambarkan hubungan antara pemasukan dan pengeluaran. Suatu sistem yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan (resources input). Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisi keefektifan biaya (cost effectiveness method) yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar.

Mengutip pendapat Hadari Nawawi, pembiayaan adalah kemampuan interval sistem pendidikan untuk mengelola dana-dana pendidikan secara efisien. Pembiayaan pendidikan adalah sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) yang digunakan untuk suatu kegiatan pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisa sumber, tetapi juga menggunakan dana secara efisien. Semakin efisien sistem pendidikan itu semakin kurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya dan lebih banyak yang dicapai dengan anggaran yang tersedia.

Berpatokan pada pembahasan di atas maka manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan meliputi tiga hal, yaitu: penyusunan anggaran, pembiayaan dan pemeriksaan.

Agar sekolah kecil bisa tetap eksis, maka harus ada upaya efisiensi pembiayaan sekolah. Dua jenis pengelompokkan efisiensi adalah yang pertama efisiensi Internal. Suatu sistem pendidikan dinilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Efisiensi internal sangat bergantung pada dua faktor utama, yaitu faktor institusional dan faktor manajerial.

Dalam rangka pelaksanaan efisiensi internal, perlu dilakukan penekanan biaya pendidikan melalui berbagai jenis kebijakan, antara lain menurunkan biaya operasional, memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-pomponen input yang langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar, meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, dan fasilitas belajar lainnya, meningkatkan kualitas Proses Belajar Mengajar, meningkatkan motivasi kerja guru dan memperbaiki rasio guru-murid.

Di samping efisiensi internal, ada juga efisiensi eksternal. Istilah efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis, yaitu rasio antara keuntungan finansial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya pendidikan.

Fattah (2006:43) merumuskan arahan-arahan dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan antara lain pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of acces), pemerataan untuk bertahan disekolah (equality of survival), pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output), dan pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of outcome).

Sementara itu, nilai efisiensi dikaji dari sudut kemampuan menggunakan biaya dengan baik dan tepat. Pembiayaan dikatakan efisien ketika pencapaian sasaran atau target diperoleh dengan pengorbanan yang lebih kecil atau dengan biaya yang minimum. Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara masukan (input) dan kuadran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya dan perbandingan tersebut dapat dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya. Artinya adalah bahwa kegiatan pembiayaan pendidikan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya sekecil-kecilnya tapi dapat mencapai hasil yang ditetapkan. Jika dilihat dari segi hasil, kegiatan pembiayaan pendidikan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

Setelah efektifitas pembiayaan dalam perencanaan sekolah, saya mengelola SMKN 1 Tuntang dengan efisiensi dalam pelaksanaannya. Dana-dana yang ada dimaksimalkan untuk pembangunan sekolah sesuai dengan RKJM untuk empat tahunan dan RKT untuk setiap tahun. Efisiensi dilakukan dengan mencermati program kerja dengan mensinkronkan anggaran yang tersedia. Dengan dukungan team manajemen sekolah yang luar biasa, pembangunan sekolah bisa lebih cepat dieksekusi untuk memenuhi layanan maksimal kepada siswa.

Gambar 3. Narasumber IHT di SMAN 1 Bawang Batang


Bumi Pucanggading, 25 April 2020
Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon