Salah satu masalah yang muncul ketika meneruskan tongkat
estafet kepemimpinan di SMKN 10 Semarang adalah kekurangan guru. Perubahan
pembelajaran dari pembelajaran jarak jauh menjadi tatap muka tidak terantisipasi
dengan baik. Maka ketika saya masuk ke sekolah ini dan kebetulan langsung
menghadapi pembelajaran tatap muka, tersaji beberapa kelas kosong karena
gurunya tidak ada.
Segera saya menggelar rapat dengan tim manajemen untuk
mendapatkan gambaran permasalahan kekurangan guru ini. Dari perhitungan di R 10
SMKN 10 Semarang terhimpun total kekurangan guru sebanyak 28 orang. Angka yang
cukup fantastis untuk sekolah negeri. Jadilah saya harus memutar otak untuk mengatasi
masalah ini. Untuk itu masalah kekurangan guru menjadi skala prioritas untuk
diselesaikan.
Seperti kita ketahui bersama, keberhasilan pendidikan
anak tidak terlepas dari pendidik itu sendiri. Pendidik merupakan orang
terpenting dalam membantu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Pendidik pulalah yang dapat membuat anak menjadi manusia seutuhnya serta
memiliki sifat-sifat kemanusiaannya.
Dalam dunia pendidikan pendidik biasa disebut sebagai
guru. Secara etimologi, istilah guru dalam bahasa inggris disebut sebagai
teacher, sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “mu’alim, mudaris,
muhadzib, mu’adib” yang berarti orang yang menyampaikan ilmu, pelajaran, akhlaq
dan pendidikan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, guru diartikan orang yang
mengajari orang lain, di sekolah atau mengajari ilmu pengetahuan, atau
ketrampilan.
Dalam Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No.20
tahun 2003 disebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam konteks ini
tenaga kependidikan yang dimaksud adalah anggota masyarakat yang memiliki
kriteria dan syarat tertentu kemudian diangkat untuk menjadi tenaga
kependidikan dengan tujuan untuk menunjang terselenggaranya proses pendidikan
dalam satuan pendidikan nasional.
Kekurangan guru sudah tentu menjadikan layanan dasar kepada
peserta didik tidak maksimal. Untuk itu sekolah memprogramkan pemenuhan guru
itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. SMKN 10 Semarang menerapkan dua
strategi untuk memenuhi kebutuhan guru yaitu menerima mutasi guru, dan membuka
kerjasama dengan perguruan tinggi untuk program kampus mengajar. Akan saya bahas
satu persatu strategi itu.
Yang pertama menerima mutasi guru. Langkah yang dilakukan
sekolah adalah memasang status di sosial media atau di grup WA bahwa SMKN 10
Semarang siap menerima mutas guru PNS/PPPK. Dalam status itu disertakan pula
kontak person untuk membuka ruang komunikasi dengan guru-guru yang mau mutasi.
Dari strategi ini ditemukan masalah bahwa banyak guru yang ingin mutasi tetapi
tidak tahu apa yang harus disiapkan untuk mutasi itu. Melalui komunikasi yang
intens, strategi ini berhasil membawa dua orang guru PNS mutasi ke SMKN 10
Semarang. Dalam perkembangannya, siap masuk lagi dua orang untuk gabung di
sekolah ini.
Yang kedua adalah membuka kerjasama dengan perguruan
tinggi untuk program kampus mengajar. Program ini terinspirasi dari Program Kampus
Mengajar, yaitu sebuah
program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa selama 1 (satu) semester
untuk membantu para guru dan kepala sekolah jenjang SD dan SMP dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terdampak pandemi. Kampus mengajar bertujuan untuk
membekali mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan dan keahlian dengan
menjadi partner guru dan sekolah dalam menumbuhkan kreativitas dan inovasi
dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi
di sekolah.
Program Kampus Mengajar dari
Kemendikbud hanya untuk sekolah jenjang SD dan SMP. Untuk itu SMKN 10 Semarang
membuka ruang dialog dengan kampus untuk menginisiasi program yang sama.
Tawaran dari SMKN 10 Semarang disambut oleh Universitas PGRI Semarang (Upgris).
Setelah melakukan serangkaian pembicaraan, akhir disepakati melaksanakan Program
Kampus Mengajar. Sebanyak 20 mahasiswa Upgris melaksanakan program Kampus Mengajar
di SMKN 10 Semarang selama enam bulan dengan konversi mata kuliah sebanyak 20
SKS. Kedatangan mahasiswa Upgris dalam program Kampus Mengajar sangat membantu
kekurangan guru di SMKN 10 Semarang.
Dua strategi ini akan terus dilaksanakan oleh SMKN 10 Semarang.
Kami siap membantu teman-teman guru PNS/PPPK yang ingin mutasi ke Kota Semarang.
Silahkan Bapak dan Ibu bisa kontak kami di nomer WA 081390220602 untuk
konsultasi mutasi. Sementara strategi Kampus Mengajar akan terus dilanjutkan
dengan membuka ruang dialog dengan perguruan tinggi lain.
Catatan CEO SMKN 10 Semarang ke 17
Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang
Sign up here with your email
Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon