Strategi Mengelola Kelas Unggul



Sebuah keniscayaan bagi setiap guru bahwa, kompetensi yang dimilikinya akan menunjukan kualitas guru tersebut dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penugasan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Kompetensi yang diperlukan oleh seorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, pasal 2 disebutkan bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi  Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 
Kompetensi yang dimaksud adalah serangkaian pengetahuan ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi Guru  bersifat holistik yang meliputi antara lain: (1) Kompetensi Pedagogik, (2) Kompetensi Kepribadian, (3) Kompetensi Sosial, dan (4) Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Pada dasarnya setiap orang membutuhkan sebuah kreativitas untuk keseimbangan hidupnya, dengan kreativitas yang bermakna tentunya hidup akan bermakna pula. Dengan kreativitas manusia dapat menikmati kesenangan dan makna hidup, dan tanpa kreativitas manusia tidak memiliki seni, ilmu, inovasi, pemecahan masalah, serta kemajuan.
Bagi seorang guru, kreativitas tentu bukan di rumah, akan tetapi sekolah adalah sebuah keutamaan dari kreativitas itu. Bagaimana seorang guru dapat mengembangkan kreativitas di kelas merupakan hal terpenting dalam transformasi keilmuannya. Kreativitas seorang guru tersebut dapat dilatih dan diajarkan kepada siswa. Guru yang melatih dan mengajarkan kreativitas kepada siswa, tentu haruslah guru juga adalah seorang kreator.
Guru yang mengerti dan memiliki kreativitas akan dengan mudah menentukan beberapa hal seperti : (1) memilih konten materi, (2) perencanaan pelajaran, (3) mengorganisasikan materi, (4) mengorganisasikan tugas-tugas yang tepat, dan (5) membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan kreativitas itu sendiri.
Proses kreativitas adalah sejajar dengan belajar, dimana siswa menggunakan konten dalam cara kreatif, belajar menentukan konten dengan baik dan pas. Siswa juga belajar strategi untuk mengindentifikasi masalah, mengambil keputusan dan menentukan solusi di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
Menjadikan suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual. Menghadirkan cara yang demikian tentu butuh kreativitas. Salah satu cara yang kami lakukan agar siswa senang dengan pelajaran yang diberikan adalah menggunakan model belajar Flipped Classroom.  Definisi Flipped Classroom  Menurut Graham Brent (2013) sebagai berikut:
Flipped classroom merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang menyediakan tambahan yang mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online. Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran.
Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang “membalik” metode tradisional, di mana biasanya materi diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Dalam Flipped Classroom, materi terlebih dahulu diberikan melalui modul, video pembelajaran beserta tugas yang akan dipelajari oleh siswa dan buku penilaian yang harus dibaca siswa di rumah masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan sebagai pembina atau pemberi saran.
Langkah-langkah untuk melaksanakan Flipped Classroom sebagai berikut:
  1. Guru menyiapkan semua materi satu semester dalam bentuk modul, video pembelajaran beserta tugas yang akan dipelajari oleh siswa dan buku penilaian.
  2. Guru membagikan semua materi  tersebut kepada siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
  3. Guru memberikan tugas ke siswa untuk membaca materi tersebut di rumah.
  4. Guru memberikan kuis kepada siswa untuk mengarahkan siswa belajar di rumah.
  5. Di dalam kelas guru hanya membahas materi yang sulit dipelajari oleh siswa.


Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon