Peran Program Kawal Bekerja Dalam Meningkatkan Keterserapan Lulusan di Dunia Kerja

 


Ignasius Jonan, seorang pemimpin visioner, berhasil mengubah PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) melalui serangkaian terobosan dan inovasi selama masa jabatannya sebagai Direktur Utama. Prestasi dan perubahan yang dicapai oleh Jonan mencakup peningkatan keuangan perusahaan. Pada tahun 2008, PT. KAI mengalami kerugian sebesar Rp 83,5 miliar, namun pada tahun 2009, Jonan berhasil mengubahnya menjadi keuntungan sebesar Rp 154,8 miliar.

Selama kepemimpinannya, aset PT. KAI meningkat hingga hampir tiga kali lipat, mencapai Rp 15,2 triliun pada tahun 2013. Jonan juga tidak ragu untuk melakukan pemecatan terhadap 200 karyawan PT. KAI yang dianggap malas, tindakan ini membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan perusahaan.

Selain itu, Jonan juga mengimplementasikan berbagai sistem baru seperti boarding pass, penjualan tiket daring, dan tiket di toko ritel untuk mengatasi percaloan tiket, yang pada akhirnya membantu meningkatkan efisiensi dan mengurangi praktik ilegal.

Di bawah kepemimpinannya, persepsi masyarakat tentang sistem transportasi rel di Indonesia pun berubah, dengan peningkatan jumlah penumpang dan muatan barang pada kereta api. Ignasius Jonan adalah contoh nyata bagaimana kepemimpinan yang visioner mampu mengubah perusahaan dan memberikan dampak positif.

Ignasius Jonan, seorang pemimpin yang diakui memiliki visi yang jelas, mengaplikasikan dengan sempurna frasa terkenal dari Warren Bennis bahwa kepemimpinan sejati adalah kemampuan untuk menerjemahkan visi menjadi kenyataan. Sebagai figur penting dalam dunia perkeretaapian Indonesia, Jonan berhasil membuktikan bahwa visi yang kuat tidak hanya menjadi retorika, tetapi dapat diwujudkan melalui tindakan konkret. Melalui kepemimpinannya yang visioner, Jonan mampu merestrukturisasi dan mengubah paradigma PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) menjadi lebih efisien dan berdaya saing.

Kondisi SMKN 10 Semarang ketika penulis masuk ke sekolah ini walau dalam konteks yang berbeda hampir bisa dibandingkan dengan kondisi kereta sebelum Pak Jonan menjabat sebagai direktur. Seperti halnya kereta yang membutuhkan pemimpin yang visioner untuk mengubah arah dan kinerja, demikian pula dengan SMKN 10 Semarang yang membutuhkan sentuhan kepemimpinan yang kuat untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya. Dalam kedua situasi tersebut, perubahan yang signifikan dapat terjadi ketika visi yang jelas disertai dengan tindakan konkret untuk mewujudkannya.

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh SMKN 10 Semarang adalah keterserapan lulusan di dunia kerja yang masih rendah. Fenomena ini mencerminkan gap antara kualifikasi yang dimiliki oleh lulusan dengan tuntutan pasar kerja yang terus berkembang. Meskipun telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di sekolah kejuruan, sebagian besar lulusan menghadapi kendala dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri atau perusahaan tempat mereka melamar pekerjaan.

Beberapa faktor dapat menjadi penyebab rendahnya keterserapan lulusan SMKN 10 Semarang di dunia kerja. Pertama, kurangnya keterampilan yang sesuai dengan permintaan industri. Meskipun lulusan memiliki pengetahuan teoritis yang memadai, namun keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh dunia kerja seringkali kurang atau belum terampil sepenuhnya. Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan apa yang dibutuhkan di lapangan.

Selain itu, kurangnya jejaring dan koneksi dengan industri juga dapat menjadi faktor penghambat keterserapan lulusan SMKN 10 Semarang di dunia kerja. Jejaring yang kuat dengan para profesional dan perusahaan dapat membantu lulusan mendapatkan informasi tentang peluang kerja, magang, atau pelatihan lanjutan yang sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Namun, banyak lulusan yang kurang memiliki akses atau koneksi yang cukup untuk memperluas jaringan mereka di dunia industri.

Untuk mengatasi tantangan ini, SMKN 10 Semarang perlu melakukan langkah-langkah strategis. Pertama, meningkatkan keterampilan praktis siswa sesuai dengan tuntutan industri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kurikulum dengan kebutuhan industri, menyediakan fasilitas dan sarana praktek yang memadai, serta menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk memberikan pengalaman praktik yang relevan kepada siswa.

Kedua, memperkuat kerjasama dengan industri dan membangun jejaring yang luas dapat membantu memperluas peluang kerja bagi lulusan. Dengan menjalin kemitraan yang kokoh dengan perusahaan-perusahaan lokal maupun nasional, SMKN 10 Semarang dapat memberikan akses yang lebih baik bagi siswa untuk terlibat dalam magang, kerja sama proyek, atau peluang kerja langsung setelah lulus.

SMKN 10 Semarang telah meluncurkan Program Kawal Bekerja untuk mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja dengan lebih siap. Program ini bertujuan memberikan bekal keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan agar siswa sukses saat terjun ke dunia kerja setelah lulus.

Program Kawal Bekerja diwujudkan melalui kelas industri, di mana sekolah menjalin kerjasama dengan mitra industri. Dalam kelas ini, praktisi dari industri turut menjadi pengajar, memberikan wawasan langsung kepada siswa mengenai tuntutan dan proses kerja di lapangan. Selain itu, siswa juga diberi kesempatan untuk mengikuti program magang di industri, sehingga dapat memperdalam pemahaman mereka tentang bidang pekerjaan yang diminati.

Tidak hanya sampai di situ, program ini juga mengintegrasikan praktek kerja langsung di industri. Siswa akan terlibat secara langsung dalam proses kerja di lapangan, memberikan mereka pengalaman nyata dan kesempatan untuk mengasah keterampilan praktis yang relevan dengan bidang pekerjaan yang mereka pilih.

Untuk menilai kemajuan siswa, Program Kawal Bekerja juga mengadopsi sistem digital asesmen yang disediakan oleh industri. Asesmen ini membantu sekolah dan siswa untuk mengevaluasi kemampuan mereka secara objektif, sesuai dengan standar industri yang berlaku. Dengan demikian, melalui Program Kawal Bekerja, SMKN 10 Semarang berupaya memberikan pendidikan yang lebih relevan dan mendukung bagi siswa agar dapat bersaing secara kompetitif di dunia kerja.

Program Kawal Bekerja dimulai dengan langkah-langkah yang terencana dan terstruktur. Pertama, kunjungan ke industri dilakukan dengan tujuan mempererat hubungan antara dunia pendidikan dan sektor industri. Tujuh jurusan dari SMKN 10 Semarang telah menginisiasi kunjungan ke tujuh tempat industri yang berbeda. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperkenalkan para pengelola jurusan secara langsung kepada dinamika dan operasional di lapangan. Dengan demikian, mereka dapat memahami kebutuhan industri dan menyesuaikan kurikulum pendidikan agar lebih relevan dan aplikatif.

Langkah kedua adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU). Dalam membentuk Kelas Industri, SMKN 10 Semarang menjalin kerjasama dengan mitra industri dalam menerapkan prinsip 8 + i.

Langkah ketiga adalah Pelaksanaan Kelas Industri.  SMKN 10 Semarang melaksanakan kelas industri secara bertahap sesuai dengan dana yang tersedia di sekolah. Pada tahun 2023, fokus Kelas Industri adalah pada jurusan Rekayasa Perangkat Lunak dan Game. Untuk mewujudkan program ini, sekolah bekerja sama dengan beberapa mitra industri terkemuka, antara lain PT. Telkom Indonesia, PT. Itho Indostok, Crocodic, dan Bapak Pucung Studio.

Program Kelas Industri telah membuktikan keberhasilannya dalam mengangkat SMKN 10 Semarang menjadi SMK Pusat Keunggulan. Gelar ini diberikan karena sekolah ini terkenal dengan standar pendidikan yang tinggi, lulusan yang berkualitas, serta kontribusinya yang signifikan dalam mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi di Indonesia. SMK Pusat Keunggulan adalah lambang dari komitmen untuk mencetak tenaga kerja yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan industri di masa depan.

Pada tahun 2023, SMKN 10 Semarang dianugerahi gelar SMK Pusat Keunggulan Reguler Baru melalui Surat Keputusan Dirjen Vokasi Kemendikbud No. 60/D/O/2023 tertanggal 15 Agustus 2023. Prestasi ini menegaskan pengakuan atas komitmen dan upaya keras sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi.

Tidak berhenti di situ, pada tahun 2024, SMKN 10 Semarang berhasil meraih gelar SMK Pusat Keunggulan Reguler Lanjutan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 51/D/O/2024 tertanggal 04 Maret 2024. Capaian ini menunjukkan kesinambungan dalam upaya sekolah untuk memberikan pendidikan vokasi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri.

Dengan prestasi ini, SMKN 10 Semarang semakin meneguhkan posisinya sebagai lembaga pendidikan vokasi yang unggul dan berkontribusi besar dalam menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global.

Semarang, 29 Maret 2024

Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMKN 10 Semarang

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon