Menulis Adalah Ketrampilan Dasar Berbahasa



Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh manusia dalam berbahasa. Menulis digunakan untuk melakukan komunikasi dengan orang lain tanpa tatap muka secara tidak langsung. Komunikasi dalam menulis, dilakukan untuk menyampaikan ide-ide, gagasan, dan opini terkait dengan perasaan atau pikiran yang dimiliki untuk diketahui serta dipahami oleh orang lain dalam bentuk kalimat-kalimat. Aktivitas tersebut dapat menjadi media yang efektif untuk mengekspresikan diri serta mengetahui ide-ide, gagasan, perasaan dan pikiran yang dimiliki oleh orang lain.

Sudarwan Danim (Qodaroh, 2017) menyatakan karena sifatnya, Menulis merupakan salah satu bagian dalam keterampilan berbahasa, oleh karena itu latihan yang kontinu menjadi persyaratan untuk menguasai keterampilan tersebut. Menulis meruakan suatu upaya dalam  penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya s diwujudkan dalam beberapa tahapan sebagai satu sistem yang lebih utuh (Siti Anisatun, 2018). Sebagai proses pembuatan makna, menulis merupakan serangkaian kegiatan pembuatan teks meliputi aktivitas menghasilkan, mengatur, dan mengembangkan ide dalam kalimat serta menyusun, membentuk, membaca ulang teks, mengedit dan merevisi sebuah teks (Qismullah 2018).

Untuk menghasilkan sebuah tulisan, maka hal awal yang perlu diperhatikan adalah menentukan ide atau gagasan apa yang akan menjadi tema/bahan tulisan. Dari tema/bahan tulisan tersebut selanjutnya diuraikan kedalam pokok-pokok pikiran atau outline yang nantinya akan dijabarkan dalam kalimat-kalimat pada suatu paragraf. Untuk memperkaya tulisan dalam paragraf pada masing-masing outline tersebut, maka dapat dilakukan proses pencarian informasi dengan rumus 5W+1H yaitu What, Who, Where, When, dan How, dengan melakukan sitasi pada sumber-sumber informasi yang sesuai dengan tema/bahan tulisan yang telah terpilih.

Kegiatan menulis dalam prosesnya memerlukan tahapan-tahapan tertentu, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pembuatan, (3) tahap revisi, (4) tahap penyuntingan, dan (5) tahap publikasi. Tahap persiapan dilakukan sebelum melakukan aktivitas menulis, mulai dari menentukan tema/bahan yang akan ditulis, dan mempertimbangkan pemilihan tema tersebut dari segi menarik atau tidaknya topik tersebut terhadap pembaca. 

Tahap pembuatan diawali dengan membuat tulisan secara kasar yang lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan. Tahap revisi merupakan tahapan dalam memperbaiki tulisan. Dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi tulisan yang telah dibuat, menambah informasi pendukung, mempertajam rumusan dalam tulisan, mengubah urutan pokok-pokok pikiran dalam tulisan, dan menghilangkan informasi yang dianggap kurang relevan dengan tema yang dipilih. 

Proses dilanjutkan dengan tahap penyuntingan, dimana dalam tahapan ini penulis membaca kembali semua tulisan yang telah dibuat dengan meneliti kembali kesalahan dan kelemahan yang terdapat pada tulisan, kesesuaian antara gagasan utama dalam tema dengan tujuan penulisan, kriteria calon pembaca, dan media publikasi. Tahap terakhir dalam aktivitas menulis adalah tahap pulikasi, yaitu proses mempublikasikan tulisannya melalui berbagai media atau dengan cara berbagi tulisan yang telah dibuat dengan orang lain.

Yang saya harapkan setelah saya berhasil menulis adalah membagikan hasil tulisan saya tersebut kepada orang lain, sehingga dapat dibaca orang lain dan mendapatkan saran atau kritikan yang membangun. Dengan demikian kemampuan saya dalam menulis akan semakin terasah dan berubah menjadi lebih baik.

Tulisan ini adalah tugas pertama Pelatihan Menulis Bersama Ardan Sirodjuddin.

Penulis : Puji Ningrum, M.Pd. SMAN 10 Semarang

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon