Idul Adha Sebagai Momentum Berbagi

 


Ketika kecil saya sering berlari ke masjid pagi-pagi untuk melihat sapi, kerbau, kambing dan domba yang terikat di pohon sekitar masjid. Di sana sudah banyak anak-anak yang sebaya saya memberi makan hewan yang siangnya disembelih untuk kurban. Ingatan itu tidak lekang oleh waktu sampai sekarang. Hari itu adalah hari raya kurban atau Idul Adha.

Idul Adha juga memiliki istilah lain yang dinamakan dengan Idul Qurban, karena di hari ini merupakan hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya dekat, sehingga qurban ialah menyembelih hewan ternak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dari cerita guru saya, tentang pengorbanan ini, tentu ada latar belakang sejarah mengapa kita perlu berqurban dengan menyembelih hewan ternak. Kita diingatkan tentang peristiwa ketaatan Nabi Ibrahim beserta anak istrinya Ismail dan Siti Hajar.

Satu peristiwa saat Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama putranya Nabi Ismail yang saat itu masih bayi dan menyusui. Siti Hajar dan Ismail ditempatkan di satu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun.

Lembah itu begitu sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorang pun. Nabi Ibrahim as pun tidak tahu apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri Palestina. Namun baik Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan keikhlasan dan tawakkal.

Hikmah dari Idul Adha adalah berbagi. Saya kaitkan hikmah berbagi ini dengan pembiayaan di sekolah. Pembiayaan pendidikan merupakan suatu analisis administrasi pendidikan yang membahas tentang bagaimana sumber biaya didapat dan bagaimana penggunaan biaya pendidikan yang didapat juga pertanggung jawaban terhadap penggunaan data tersebut. Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan merupakan faktor penting pada lembaga pendidikan.

Menurut Harsono dalam bukunya yang berjudul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan, Biaya dapat diartikan sebagai semua jenis pengeluaran yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan menurut Hallak, dalam bukunya yang berjudul Analisis Biaya dan Pengeluaran Untuk Pendidikan. Biaya pendidikan dapat juga diartikan sebagai kegiatan pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).

Apa saja yang termasuk dalam biaya pendidikan? Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.

Biaya Operasional Pendidikan (BOP) adalah bantuan dari Pemerintah Pusat kepada sekolah-sekolah berdasarkan jumlah murid yang ada di sekolah tersebut. Biaya operasional pendidikan apa saja?biaya operasional pendidikan meliputi: gaji pokok pendidik dan tenaga kependidikan dan tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasional pendidikan tak langsung berupa daya listrik, telepon, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
Sedangkan Biaya Personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran.

Seperti kita ketahui, pendidikan diusung oleh tiga pilar yaitu pemerintah, orang tua dan masyarakat. Untuk itu tiga pilar ini saling bersinergi dalam pembiayaan pendidikan. Jika salah satu saja yang berperan maka pembiayaan pendidikan akan timpang. Biaya investasi dan biaya operasional pendidikan yang diberikan oleh pemerintah tentu ada keterbatasan. Maka peran orang tua dan masyarakat harus dikuatkan. Apalagi pemberlakuan kurikulum merdeka dengan pembelajaran berbasis proyek memerlukan dana yang tidak sedikit.

Menutup tulisan saya kali ini, momen Idul Adha 1443 H dijadikan momen penguatan peran orang tua dan masyarakat untuk berbagi biaya personal kepada saudara-saudara kita yang tergolong ekonomi lemah. SMKN 10 Semarang sebagai lembaga pendidikan yang memiliki siswa dari kalangan bawah cukup banyak mendorong orang tua dan masyarakat yang memiliki ekonomi berlebih untuk membantu anak-anak kami.

Selamat Idul Adha 1443 H, mari jadikan lebaran kurban ini  berbagi beasiswa untuk sesama.

Catatan CEO SMKN 10 Semarang ke 011

Minggu, 10 Dulhijjah 1443

Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon