Strategi Kepala Sekolah Beradaptasi di Lingkungan Tempat Kerja Baru

 


Tahun 2018 saya mengawali menjadi kepala sekolah. Surat Keputusan bertanda tangan Gubernur Jawa Tengah menjadi dasar saya untuk berubah dari seorang guru menjadi kepala sekolah. Bertempat di Ghardika Bakti Praja bersama kepala sekolah yang mutasi dan kepala sekolah promosi bersama-sama menerima SK penempatan. Awal menjadi nakoda sekolah adalah sebuah SMK yang asing namanya bagi saya yaitu SMKN Satu Atap Tuntang Kabupaten Semarang.

Membuat transisi ke tempat kerja baru bisa menjadi tugas yang menakutkan bagi kepala sekolah mana pun termasuk saya. Ini melibatkan beradaptasi dengan lingkungan baru dan memahami tantangan unik yang menyertainya. SMKN Satu Atap Tuntang adalah sekolah belum saya kenal sekalipun. Baru mendengar namanya ketika penyebutan SK Penempatan oleh petugas dari BKD.

Kepala sekolah harus memahami bagaimana menavigasi dinamika yang berbeda di tempat kerja baru mereka, mulai dari mengenal rekan mereka, menjalin hubungan dengan staf dan orang tua, dan mengembangkan pemahaman tentang budaya. Mereka juga harus belajar bagaimana mengelola perubahan secara efektif dan menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa.

Pengalaman lima tahun yang lalu mengelola sekolah di masa awal menjabat saya tuliskan dalam artikel ini. Sebuah pengalaman luar biasa bertransisi dari guru menjadi kepala sekolah. Tulisan ini akan bermanfaat bagi teman-teman kepala sekolah baru khususnya dari guru penggerak.

Strategi pertama dalam beradaptasi dengan sekolah yang baru adalah kenali seluk beluk sekolah tersebut. Sebagai kepala sekolah baru, jika ingin mengenal seluk beluk sekolah dengan cara yang paling mudah dan efisien, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menelusuri secara online. Internet menyediakan akses informasi yang sangat luas dan lengkap mengenai seluk beluk sebuah sekolah.

Untuk memulainya, kepala sekolah baru dapat mencari website resmi sekolah tersebut dan mempelajari informasi-informasi yang ada di dalamnya, seperti struktur organisasi, program kegiatan, dan fasilitas yang tersedia. Selain itu, kepala sekolah baru juga dapat membaca profil sekolah yang telah diunggah di web sekolah.

Selain itu, kepala sekolah baru juga dapat memanfaatkan media sosial untuk mengenal seluk beluk sekolah. Dalam media sosial tersebut, kepala sekolah baru dapat mencari informasi terkait kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah, seperti kegiatan olahraga, seni, dan lain sebagainya. Kepala sekolah baru juga dapat memperoleh gambaran mengenai bagaimana sosialisasi dan budaya sekolah yang ada melalui komentar dan diskusi yang terjadi di media sosial.

Dengan menelusuri secara online, kepala sekolah baru dapat mengenal seluk beluk sekolah dengan cepat dan efisien. Namun, perlu diingat bahwa informasi yang didapatkan melalui internet perlu diverifikasi kebenarannya, terutama jika informasi tersebut tidak diperoleh dari sumber yang resmi. Untuk memperoleh verifikasi kebenaran informasi tersebut, kepala sekolah baru perlu datang ke sekolah tersebut dan menggali informasi lebih lanjut.

Kunjungan kepala sekolah baru ke sekolah dapat dilakukan dengan meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Setelah mendapatkan izin, kepala sekolah baru dapat bertemu dengan kepala sekolah lama, staf pengajar dan pegawai sekolah guna mendapatkan informasi yang lebih akurat terkait berita atau informasi yang ditemukan di media sosial.

Selain itu, kepala sekolah baru juga dapat melakukan pengecekan langsung terhadap kondisi dan situasi sekolah. Dengan begitu, kepala sekolah baru dapat memastikan bahwa berita atau informasi yang ditemukan di media sosial benar adanya atau tidak.

Dalam melakukan verifikasi kebenaran berita sekolah di media sosial, kepala sekolah baru perlu menjaga komunikasi yang baik dan terbuka dengan seluruh anggota sekolah. Hal ini dapat membantu memperkuat hubungan antara kepala sekolah baru dengan staf pengajar, siswa, dan orang tua siswa.

Strategi yang lain bisa dibaca dalam Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis membangun SMKN Satu Atap Tuntang selama empat tahun


Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang sekaligus Penulis Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan.


Note :

Bapak dan Ibu yang ingin mendapatkan buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan bisa pesan buku melalui WA di nomer 081390220602


Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon