Memahami Gaya Belajar Siswa



KEBERHASILAN dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar adalah hasil dari usaha mengembangkan potensi siswa  secara terus-menerus, yang dapat diukur dari nilai siswa setelah melakukan atau mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. 
Keberhasilan belajar siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa, dan juga faktor ekternal yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi faktor fisik dan psikis, di antaranya adalah gaya belajar dan motivasi belajar siswa. Cara belajar yang dimiliki siswa sering disebut dengan gaya belajar. 
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar yang dimiliki masing – masing siswa tentunya berbeda-beda, namun tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah pembelajaran siswa tetap sama, yakni guna mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
Ada tiga gaya belajar. Pertama, gaya belajar visual. Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui hubungan visual (pengelihatan). Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. 
Kedua, gaya belajar auditory.  Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran atau audio sebagai sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. 
Ketiga, gaya belajar kinesthetic. Orang yang bergaya belajar kinesthetic belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkan informasi ke dalam otaknya. Gaya belajar jenis ini melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan, dan sebagainya. Kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya.
Dalam proses kegiatan belajar-mengajar terkadang guru kurang memperhatikan gaya belajar dari masing-masing siswa. Hal ini dapat dilihat dari metode mengajar yang diterapkan oleh guru yang cenderung monoton. Guru hanya menerapkan satu atau dua metode mengajar saja. Sehingga belum dapat menyentuh kebutuhan dari masing-masing siswa. Guru yang cenderung ceramah hanya akan dapat dipahami oleh siswa yang mempunyai gaya belajar auditory. Jadi, jangan menyalahkan siswa lain yang kurang dapat memahami materi yang disampaikan, karena siswa tersebut mempunyai gaya belajar yang berbeda. 
Memang bukan perkara mudah untuk menerapkan proses kegiatan belajar-mengajar yang dapat menyentuh kebutuhan dari masing masing siswa. Untuk itu, diperlukan strategi khusus agar semua siswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Dan, menjadi tugas gurulah dapat memahami gaya belajar siswanya.
Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam membuat rancangan pengajaran. Tidak hanya metode mengajar yang bervariasi, tapi juga perlu media pendukung. Apalagi pada zaman sekarang, bukan hal yang sulit untuk mendapatkan media – media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. 
Metode mengajar yang bervariasi dengan media yang menarik, selain membantu siswa dalam memahami materi, juga akan membuat siswa tidak bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan menerapkan metode mengajar yang bervariasi dan dengan disertai media yang mendukung diharapkan semua siswa dapat memahami materi pelajaran dengan maksimal, yang pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Semoga.

Ditulis oleh :
Nora Syamsidar SPd
Guru SMA Negeri 2 Ungaran
Alumni Kelas Menulis Angkatan I Pusat Pelatihan Guru

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon