Memahami Karakter Anak melalui Home Visit



SEBAGAI guru yang memberikan pelayanan pada anak usia dini, sudahkah kita mengenali karakter anak- anak didik kita? Apa yang disukai? Gaya belajarnya? Motivasi yang dimiliki? Sudut pandangnya tentang suatu hal? Apakah kebiasaan baik yang diajarkan di sekolah sudah dilaksanakan anak di rumah? 
Menurut penulis, selama ini hanya segelintir dari kita yang mau melakukan observasi dan menganalisa. Kebanyakan dari kita hanya berpikir bahwa yang penting RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian) sudah terlaksana, penilaian sudah dibuat, dan waktu anak selain di sekolah adalah tanggungjawab orang tua sepenuhnya. Apa yang kita ajarkan berhasil atau gagal, tidaklah penting karena cuma tiga jam saja anak di sekolah. Sisanya anak berada di rumah dan orang tualah yang bertanggung jawab.

Tetapi saat di rumah, orang tua yang sudah lelah dengan rutanitas kerja berpikiran bahwa pendidikan adalah tanggung jawab guru. Saat anak bertanya materi pelajaran terkait dengan tugas dari gurunya, hanya bentakan yang muncul sebagai luapan kemarahan. Siapa yang menjadi korban? Lagi-lagi anak. 

Lalu apa hubungannya dengan home visit? Kunjungan ke rumah umumnya dilakukan pada anak didik yang sedang sakit atau mereka memiliki masalah di sekolah. Namun perlukah home visit dilakukan pada semua anak didik secara terprogram. Paling tidak satu kali dalam satu semester setiap anak mendapat kunjungan dari gurunya. Beberapa teman guru menyatakan hal ini tidak perlu dilakukan karena membutuhkan waktu dan biaya serta  belum diagendakan oleh sekolah.  Alasan lain muncul ketika saat kunjungan ke rumah, orang tua siswa enggan meluangkan waktu untuk bertemu karena lebih memilih bekerja. Padahal saat mereka diundang ke sekolah untuk membahas permasalahan siswa, belum tentu juga mereka memenuhi undangan tersebut. 

Sejak 2014, TKIT Nurul Qomar membuat program home visit untuk semua siswa secara terprogram. Home visit kami programkan karena banyak orang tua yang tidak  datang pada saat kegiatan parenting (pertemuan orang tua siswa). Sekolah melakukan sosialisasi program tersebut kepada orang tua dan mendapat sambutan positif. Mulai awal tahun pelajaran 2014/2015, home visit tersebut dilaksanakan setiap Sabtu. Ide ini ternyata sejalan dengan program pemerintah. Mulai 2017, dalam petunjuk teknis penyelenggaraan Bantuan Operasional (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) muncul alokasi anggaran untuk melakukan kunjungan ke rumah

Beberapa teman guru yang telah mengetahui bahwa lembaga kami melaksanakan kunjungan rumah secara rutin dan terpogram untuk semua siswa, bergantian berkunjung ke sekolah kami untuk melihat instrumen yang kami gunakan untuk kegiatan tersebut. Sebagian menanyakan, mengapa kami melakukan kegiatan ini? Dengan senang hati kami menjelaskan, bukankah sebagai seorang guru kita harus memahami karakteristik anak didik kita? Untuk itulah kita perlu menghimpun informasi dari orang terdekat dari siswa di mana lebih dari 80 persen waktunya ada bersama mereka, yakni orang tua siswa. 

Sebagai guru, memahami karakter merupakan bagian dari kompetensi pedagogik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat (1) tentang guru dan dosen. Tujuan dilakukannya analisa terhadap karakter siswa, diharapkan guru mampu memberikan pembelajaran bermakna sesuai karakter yang dimiliki siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai tanpa guru mengalami kendala. Apabila siswa belajar sesuai karakter, minat dan bakatnya, tentu hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaiannya kelak. Suatu contoh di lembaga kami, TKIT Nurul Qomar, kami menyalurkan bakat dan minat anak melalui beragam pilihan ekstrakurikuler. Harapan kami dengan beragam pilihan kegiatan, anak bisa berlatih membuat keputusan dan melaksanakan keputusannya secara bertanggungjawab. Terlebih lagi, anak- anak akan belajar dalam suasana yang menyenangkan.

Bukan hanya untuk guru dan anak didik, home visit juga sangat memberikan ruang untuk guru memberikan laporan serta edukasi kepada orang tua siswa. Orang tua perlu mengetahui bagaimana kondisi putra dan putri mereka di sekolah. Orang tua juga perlu memahami bagaimana cara mendampingi anak belajar dengan baik, menciptakan suasana yang menyenangkan di rumah serta apa yang dibutuhkan anak di rumah untuk mengurangi efek negatif dari globalisasi. 

Jadi menurut penulis, home visit sangatlah diperlukan untuk mendukung keberhasilan anak didik dalam belajar. Pemerintah telah memberikan bantuan, jadi buat program yang nyata demi keberhasilan pendidikan Indonesia.

Ditulis oleh :
Deasy Wulandari SS
Guru TKIT Nurul Qomar 
Alumni Kelas Menulis Angkatan I Pusat Pelatihan Guru

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
21 November 2020 pukul 00.06 delete

ibu artikel ini sdh pernah terbit di sebuah koran apa ya bu ? tgl bln dan tahun kapan ya bu boleh bagi infonya bu hehehe

Reply
avatar

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon