Tipe kepribadian yang ketiga
adalah Obliger. Orang dengan tipe ini
cenderung memprioritaskan memenuhi ekspektasi orang lain daripada ekspektasi diri
sendiri. Mereka memiliki kecenderungan untuk mudah terpengaruh oleh orang lain
dan memenuhi permintaan orang lain, tetapi seringkali kesulitan untuk
memotivasi diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan.
Saya berikan contoh lewat
cerita berikut. Cipto adalah seorang lelaki yang sangat menyukai rutinitas dan
teratur. Dia selalu bangun pada jam yang sama setiap pagi, berolahraga, dan
kemudian pergi bekerja. Di sekolah, Cipto sangat memperhatikan tugas-tugasnya
sehingga selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Cipto adalah tipe orang yang
sangat memperhatikan kebutuhan orang lain. Dia selalu memberikan bantuan pada
teman-temannya ketika mereka memintanya. Cipto juga sangat memperhatikan
tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan selalu membantu ibunya di rumah.
Namun, meskipun Cipto sangat
rajin dan disiplin, dia sering mengabaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri.
Dia menunda-nunda untuk melakukan hal-hal yang ia ingin lakukan karena merasa
bahwa tidak akan ada konsekuensi apapun jika dia menundanya. Cipto sering
mengabaikan tujuannya sendiri untuk memenuhi harapan dan permintaan orang lain.
Suatu hari, teman-teman Cipto
mengajaknya untuk pergi jalan-jalan. Cipto
awalnya enggan karena merasa bahwa dia memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan,
tetapi akhirnya dia setuju untuk bergabung demi menyenangkan teman-temannya.
Dalam cerita ini, Cipto
memiliki tipe kepribadian Obliger. Cipto sangat memperhatikan tanggung jawabnya
untuk memenuhi harapan dan permintaan orang lain, tetapi sering mengabaikan
kebutuhan dan keinginannya sendiri.
Kekuatan dari tipe
kepribadian Obliger adalah mereka sangat dapat diandalkan dan dapat dipercaya
dalam memenuhi komitmen mereka kepada orang lain. Mereka juga cenderung
memiliki kepribadian yang ramah dan bisa bekerja dengan baik dalam tim. Selain
itu, tipe ini juga bisa menjadi pemimpin yang baik karena mereka senang
memenuhi harapan dan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Namun, kelemahan dari tipe kepribadian Obliger adalah mereka mungkin kurang fokus pada tujuan pribadi dan sulit memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka juga mungkin rentan mengalami kelelahan karena mereka selalu mencoba memenuhi permintaan orang lain. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan interpersonal.
Untuk mengelola tipe
kepribadian Obliger, Gretchen Rubin merekomendasikan agar mereka memperhatikan
tujuan dan keinginan pribadi mereka dan memperlakukan komitmen ini seperti
komitmen yang mereka berikan kepada orang lain. Mereka juga perlu belajar untuk
menetapkan batasan yang sehat dan memprioritaskan waktu dan energi mereka.
Terakhir, mereka perlu belajar untuk mengatakan "tidak" jika mereka
merasa terbebani dengan permintaan orang lain dan mengambil waktu untuk
merenung dan memperhatikan kebutuhan pribadi mereka.
Tipe kepribadian yang
terakhir adalah Rebel. Orang dengan tipe ini cenderung menolak ekspektasi baik
internal maupun eksternal dan memilih untuk bertindak sesuai dengan keinginan
dan niat mereka sendiri. Mereka biasanya tidak terpengaruh oleh pandangan orang
lain dan cenderung merasa lebih bebas dan bersemangat ketika melakukan hal-hal
yang mereka inginkan.
Saya contohkan sebagai
berikut. Darto adalah seorang pria yang selalu berpikir out of the box dan
ingin membuat perubahan dalam hidupnya. Dia tidak suka diikat oleh aturan atau
norma yang diatur oleh masyarakat. Darto memutuskan untuk bekerja sendiri tanpa
harus terikat pada jam kerja dan tugas-tugas yang membosankan.
Darto selalu menantang
otoritas dan suka menciptakan kekacauan. Dia tidak takut untuk mengambil risiko
dan mencoba hal-hal baru, bahkan jika itu melanggar norma sosial atau adat
istiadat. Darto juga sangat mandiri dan tidak suka bergantung pada orang lain
untuk membuat keputusan.
Meskipun begitu, Darto adalah
orang yang sangat loyal dan dapat diandalkan ketika dia memiliki tujuan atau
keinginan tertentu. Dia sangat memperhatikan teman-temannya dan keluarganya dan
selalu mendukung mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam waktu luangnya, Darto
senang melakukan kegiatan yang tidak biasa seperti mendaki gunung atau memancing
di laut. Darto percaya bahwa hidup harus diisi dengan petualangan dan
eksplorasi, dan tidak boleh terikat oleh aturan atau batasan yang ditentukan
oleh masyarakat.
Dalam cerita ini, Darto
memiliki tipe kepribadian Rebel. Darto senang menciptakan kekacauan dan
melanggar norma sosial, tetapi tetap loyal dan dapat diandalkan ketika dia
memiliki tujuan atau keinginan tertentu. Darto percaya bahwa hidup harus diisi
dengan petualangan dan eksplorasi, dan tidak boleh terikat oleh aturan atau
batasan yang ditentukan oleh masyarakat.
Kekuatan dari tipe
kepribadian Rebel adalah mereka sangat kreatif, spontan, dan penuh semangat
dalam mengambil keputusan dan bertindak. Mereka juga seringkali memiliki
pandangan yang unik dan mampu melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda.
Selain itu, tipe kepribadian Rebel biasanya sangat antusias dan ingin mencoba
hal-hal baru, dan mereka seringkali dapat menjadi inovator dan pengubah dalam
lingkungan mereka.
Namun, kelemahan dari tipe
kepribadian Rebel adalah mereka cenderung sulit diatur dan dapat menjadi sulit
dalam situasi di mana mereka harus mengikuti peraturan atau standar yang telah
ditetapkan. Mereka juga mungkin sulit memenuhi komitmen dan sulit ditebak
karena mereka seringkali tidak konsisten dalam tindakan mereka. Terakhir,
mereka mungkin sulit dalam bekerja dengan orang lain karena mereka cenderung
memilih untuk melakukan hal-hal dengan caranya sendiri.
Untuk mengelola tipe
kepribadian Rebel, Gretchen Rubin merekomendasikan agar mereka memperhatikan
tujuan dan nilai pribadi mereka, dan mencari cara untuk mengalihkan semangat
mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka juga perlu belajar untuk
menemukan cara untuk mengikuti peraturan dan standar yang ditetapkan, atau
untuk mencari solusi yang kreatif dalam mengatasi rintangan tersebut. Terakhir,
mereka perlu belajar untuk mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan bekerja
sama dengan mereka, meskipun mungkin harus melakukannya dengan cara yang unik
dan berbeda dari orang lain.
Setelah membaca kasus di
atas, silahkan pembaca menilai diri pada posisi tipe apa dan bagaimana harus
bersikap. Di sebuah organisasi, termasuk di sekolah, setiap individu di
dalamnya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai
bagian dari tim, setiap individu harus mendukung organisasi dan memiliki
komitmen untuk memajukan sekolah.
Setiap individu di dalam
organisasi, termasuk di sekolah, juga harus memiliki orientasi pada pencapaian
tujuan bersama. Ini berarti bahwa individu harus mampu bekerja sama dalam tim,
memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, serta berkomunikasi dengan
baik untuk mencapai tujuan yang sama.
- Nama-nama dalam tulisan di atas adalah rekaan belaka dan tidak tersangkut paut dengan nama seseorang.
- Artikel ini adalah bagian dari konten Buku Menciptakan Kebahagiaan di Sekolah. Buku ketiga karya penulis yang masih dalam proses penyusunan.
Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan.
Kabar Gembira
Sign up here with your email
Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon