Penyelesaian Batas Tanah SMKN Satu Atap Tuntang |
Chris Voss adalah seorang
ahli negosiasi Amerika yang terkenal, terutama karena kariernya di Federal Bureau
of Investigation (FBI). Ia bekerja di FBI selama 24 tahun dan menjadi kepala
tim negosiasi untuk kasus-kasus yang berbahaya dan kompleks.
Salah satu hal yang membuat
Voss terkenal adalah pendekatannya yang inovatif dan efektif dalam negosiasi,
yang ia kembangkan selama bertahun-tahun bekerja di FBI. Pendekatan Voss
terkenal dengan sebutan "The Black Swan Method", yang berfokus pada
kekuatan emosi dan interaksi manusia dalam situasi negosiasi.
Voss percaya bahwa negosiasi
bukanlah sekedar tentang mencapai kesepakatan atau mendapatkan keuntungan.
Lebih dari itu, negosiasi adalah tentang memahami motivasi dan emosi dari pihak
yang terlibat, sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat dan dapat
dipercaya. Dalam pendekatannya, Voss juga sering menggunakan teknik-teknik
psikologis seperti "mirror technique" dan "labeling" untuk
membangun kepercayaan dengan lawan bicara.
Mirror technique atau teknik
cermin melibatkan mengulang kembali kata-kata atau frasa yang digunakan oleh
lawan bicara, dengan tujuan untuk membangun kepercayaan dan membuat lawan
bicara merasa didengarkan dengan baik.
Dalam prakteknya, teknik
cermin dilakukan dengan cara menyatakan kembali apa yang sudah diucapkan oleh
lawan bicara dengan menggunakan kata-kata atau frasa yang sama atau mirip.
Misalnya, jika lawan bicara mengatakan "Saya sangat kecewa dengan harga
yang Anda tawarkan", Anda dapat menjawab dengan mengulangi kata-kata
tersebut, misalnya "Saya memahami bahwa Anda merasa kecewa dengan harga
yang kami tawarkan".
Dalam penggunaannya, teknik
cermin bukan sekadar mengulang kembali kata-kata atau frasa yang digunakan oleh
lawan bicara secara acak, namun harus dilakukan dengan baik dan tepat. Anda
harus memperhatikan intonasi, nada suara, dan ekspresi wajah lawan bicara,
sehingga Anda dapat menyampaikan ulang dengan cara yang tepat dan tidak
terkesan menyindir atau mengejek.
Dengan mengimplementasikan
teknik cermin ini, Anda dapat membuat lawan bicara merasa didengarkan dengan
baik dan membangun kepercayaan dalam situasi negosiasi. Selain itu, teknik
cermin juga dapat membantu Anda memahami lebih baik kebutuhan dan perspektif
lawan bicara, sehingga Anda dapat menyesuaikan strategi negosiasi Anda secara
lebih efektif.
Yang kedua adalah Labeling dimana
melibatkan memberikan label atau nama pada perasaan atau emosi yang dirasakan
oleh lawan bicara, dengan tujuan untuk memvalidasi perasaan mereka dan
membangun kepercayaan.
Dalam prakteknya, teknik
labeling dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan menyatakan secara jelas apa
yang sedang dirasakan oleh lawan bicara. Misalnya, jika lawan bicara mengatakan
"Saya merasa sangat kesal dengan pelayanan Anda yang buruk", Anda
dapat menjawab dengan memberikan label pada perasaan mereka, misalnya
"Saya mengerti bahwa Anda merasa kesal dengan pelayanan kami, itu bisa
sangat membuat frustrasi".
Dalam penggunaannya, teknik
labeling harus dilakukan dengan cara yang sensitif dan akurat, sehingga tidak
menyinggung atau menyakiti perasaan lawan bicara. Anda harus menghindari
penggunaan label yang berlebihan atau menghakimi, dan harus melakukannya dengan
nada suara yang ramah dan sopan.
Dengan menerapkan teknik
labeling ini, Anda dapat memvalidasi perasaan dan emosi lawan bicara, sehingga
mereka merasa didengarkan dengan baik dan dihargai. Teknik ini juga dapat
membantu Anda memahami perspektif dan kebutuhan lawan bicara, sehingga dapat
membantu Anda menyesuaikan strategi negosiasi Anda secara lebih efektif. Selain
itu, teknik labeling juga dapat membantu mengurangi ketegangan dan konflik
dalam situasi negosiasi, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan untuk mencapai
kesepakatan yang saling menguntungkan.
Selama kariernya di FBI,
Voss terlibat dalam banyak kasus negosiasi yang sangat berisiko dan kompleks,
termasuk penyanderaan, pengambilan sandera, dan terorisme. Salah satu kasus
yang paling terkenal adalah ketika Voss memimpin tim negosiasi FBI dalam
penyanderaan di kantor pos Inggris pada tahun 1996. Dalam kasus ini, Voss dan
timnya berhasil membebaskan semua sandera dengan selamat, tanpa adanya korban
jiwa.
Setelah pensiun dari FBI,
Voss menjadi seorang pengusaha dan penulis buku. Buku terkenalnya yang berjudul
"Never Split the Difference: Negotiating As If Your Life Depended On
It" telah menjadi panduan bagi banyak orang dalam berbagai bidang, dari
bisnis hingga hubungan pribadi. Voss juga sering memberikan ceramah dan
pelatihan tentang negosiasi di seluruh dunia.
Salah satu masalah yang
dihadapi SMKN Satu Atap Tuntang adalah batas tanah. Ada tujuh pemilik tanah
yang mengklaim bahwa tanah yang digunakan oleh sekolah ini sebenarnya adalah
milik mereka. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar terganggu dan
memunculkan ketidakpastian mengenai kepemilikan tanah tersebut.
Bagaimana cara SMKN Satu Atap Tuntang menyelesaikan permasalahan batas tanah sekolah dengan tujuh pemilik tanah? Baca lengkap di Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan Seri 2.
Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan
Kabar Gembira.
Pusat Pelatihan Guru akan mengadakan Pelatihan Penulisan Best Practice secara offline dan online pada hari :
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Mei 2023
Tempat : SMKN 10 Semarang
Alamat : Jalan Kokrosono No. 75 Semarang
Bonus : Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan.
Kuota Terbatas!!
Sign up here with your email
Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon