Mengenal Tipe Kepribadian Guru di Sekolah Seri 2

 


Tipe kepribadian yang ketiga adalah Obliger.  Orang dengan tipe ini cenderung memprioritaskan memenuhi ekspektasi orang lain daripada ekspektasi diri sendiri. Mereka memiliki kecenderungan untuk mudah terpengaruh oleh orang lain dan memenuhi permintaan orang lain, tetapi seringkali kesulitan untuk memotivasi diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan.

Saya berikan contoh lewat cerita berikut. Cipto adalah seorang lelaki yang sangat menyukai rutinitas dan teratur. Dia selalu bangun pada jam yang sama setiap pagi, berolahraga, dan kemudian pergi bekerja. Di sekolah, Cipto sangat memperhatikan tugas-tugasnya sehingga selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Cipto adalah tipe orang yang sangat memperhatikan kebutuhan orang lain. Dia selalu memberikan bantuan pada teman-temannya ketika mereka memintanya. Cipto juga sangat memperhatikan tanggung jawabnya sebagai seorang anak dan selalu membantu ibunya di rumah.

Namun, meskipun Cipto sangat rajin dan disiplin, dia sering mengabaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri. Dia menunda-nunda untuk melakukan hal-hal yang ia ingin lakukan karena merasa bahwa tidak akan ada konsekuensi apapun jika dia menundanya. Cipto sering mengabaikan tujuannya sendiri untuk memenuhi harapan dan permintaan orang lain.

Suatu hari, teman-teman Cipto mengajaknya untuk pergi jalan-jalan.  Cipto awalnya enggan karena merasa bahwa dia memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, tetapi akhirnya dia setuju untuk bergabung demi menyenangkan teman-temannya.

Dalam cerita ini, Cipto memiliki tipe kepribadian Obliger. Cipto sangat memperhatikan tanggung jawabnya untuk memenuhi harapan dan permintaan orang lain, tetapi sering mengabaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri.

Kekuatan dari tipe kepribadian Obliger adalah mereka sangat dapat diandalkan dan dapat dipercaya dalam memenuhi komitmen mereka kepada orang lain. Mereka juga cenderung memiliki kepribadian yang ramah dan bisa bekerja dengan baik dalam tim. Selain itu, tipe ini juga bisa menjadi pemimpin yang baik karena mereka senang memenuhi harapan dan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

Namun, kelemahan dari tipe kepribadian Obliger adalah mereka mungkin kurang fokus pada tujuan pribadi dan sulit memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka juga mungkin rentan mengalami kelelahan karena mereka selalu mencoba memenuhi permintaan orang lain. Selain itu, mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan interpersonal.

Untuk mengelola tipe kepribadian Obliger, Gretchen Rubin merekomendasikan agar mereka memperhatikan tujuan dan keinginan pribadi mereka dan memperlakukan komitmen ini seperti komitmen yang mereka berikan kepada orang lain. Mereka juga perlu belajar untuk menetapkan batasan yang sehat dan memprioritaskan waktu dan energi mereka. Terakhir, mereka perlu belajar untuk mengatakan "tidak" jika mereka merasa terbebani dengan permintaan orang lain dan mengambil waktu untuk merenung dan memperhatikan kebutuhan pribadi mereka.

Tipe kepribadian yang terakhir adalah Rebel. Orang dengan tipe ini cenderung menolak ekspektasi baik internal maupun eksternal dan memilih untuk bertindak sesuai dengan keinginan dan niat mereka sendiri. Mereka biasanya tidak terpengaruh oleh pandangan orang lain dan cenderung merasa lebih bebas dan bersemangat ketika melakukan hal-hal yang mereka inginkan.

Saya contohkan sebagai berikut. Darto adalah seorang pria yang selalu berpikir out of the box dan ingin membuat perubahan dalam hidupnya. Dia tidak suka diikat oleh aturan atau norma yang diatur oleh masyarakat. Darto memutuskan untuk bekerja sendiri tanpa harus terikat pada jam kerja dan tugas-tugas yang membosankan.

Darto selalu menantang otoritas dan suka menciptakan kekacauan. Dia tidak takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru, bahkan jika itu melanggar norma sosial atau adat istiadat. Darto juga sangat mandiri dan tidak suka bergantung pada orang lain untuk membuat keputusan.

Meskipun begitu, Darto adalah orang yang sangat loyal dan dapat diandalkan ketika dia memiliki tujuan atau keinginan tertentu. Dia sangat memperhatikan teman-temannya dan keluarganya dan selalu mendukung mereka untuk mencapai tujuan mereka.

Dalam waktu luangnya, Darto senang melakukan kegiatan yang tidak biasa seperti mendaki gunung atau memancing di laut. Darto percaya bahwa hidup harus diisi dengan petualangan dan eksplorasi, dan tidak boleh terikat oleh aturan atau batasan yang ditentukan oleh masyarakat.

Dalam cerita ini, Darto memiliki tipe kepribadian Rebel. Darto senang menciptakan kekacauan dan melanggar norma sosial, tetapi tetap loyal dan dapat diandalkan ketika dia memiliki tujuan atau keinginan tertentu. Darto percaya bahwa hidup harus diisi dengan petualangan dan eksplorasi, dan tidak boleh terikat oleh aturan atau batasan yang ditentukan oleh masyarakat.

Kekuatan dari tipe kepribadian Rebel adalah mereka sangat kreatif, spontan, dan penuh semangat dalam mengambil keputusan dan bertindak. Mereka juga seringkali memiliki pandangan yang unik dan mampu melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, tipe kepribadian Rebel biasanya sangat antusias dan ingin mencoba hal-hal baru, dan mereka seringkali dapat menjadi inovator dan pengubah dalam lingkungan mereka.

Namun, kelemahan dari tipe kepribadian Rebel adalah mereka cenderung sulit diatur dan dapat menjadi sulit dalam situasi di mana mereka harus mengikuti peraturan atau standar yang telah ditetapkan. Mereka juga mungkin sulit memenuhi komitmen dan sulit ditebak karena mereka seringkali tidak konsisten dalam tindakan mereka. Terakhir, mereka mungkin sulit dalam bekerja dengan orang lain karena mereka cenderung memilih untuk melakukan hal-hal dengan caranya sendiri.

Untuk mengelola tipe kepribadian Rebel, Gretchen Rubin merekomendasikan agar mereka memperhatikan tujuan dan nilai pribadi mereka, dan mencari cara untuk mengalihkan semangat mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Mereka juga perlu belajar untuk menemukan cara untuk mengikuti peraturan dan standar yang ditetapkan, atau untuk mencari solusi yang kreatif dalam mengatasi rintangan tersebut. Terakhir, mereka perlu belajar untuk mempertimbangkan kebutuhan orang lain dan bekerja sama dengan mereka, meskipun mungkin harus melakukannya dengan cara yang unik dan berbeda dari orang lain.

Setelah membaca kasus di atas, silahkan pembaca menilai diri pada posisi tipe apa dan bagaimana harus bersikap. Di sebuah organisasi, termasuk di sekolah, setiap individu di dalamnya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai bagian dari tim, setiap individu harus mendukung organisasi dan memiliki komitmen untuk memajukan sekolah.

Setiap individu di dalam organisasi, termasuk di sekolah, juga harus memiliki orientasi pada pencapaian tujuan bersama. Ini berarti bahwa individu harus mampu bekerja sama dalam tim, memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, serta berkomunikasi dengan baik untuk mencapai tujuan yang sama.

Dalam mengembangkan komitmen terhadap organisasi, penting bagi individu untuk memahami visi dan misi organisasi, serta memahami bagaimana tugas dan pekerjaan mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Hal ini dapat membantu individu merasa lebih terlibat dan memiliki rasa memiliki terhadap organisasi, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mencapai tujuan bersama.

Notes : 

  • Nama-nama dalam tulisan di atas adalah rekaan belaka dan tidak tersangkut paut dengan nama seseorang.
  • Artikel ini adalah bagian dari konten Buku Menciptakan Kebahagiaan di Sekolah. Buku ketiga karya penulis yang masih dalam proses penyusunan.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan.

Kabar Gembira

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon