Menulis Sebuah Kebutuhan

 


Menulis bukanlah suatu tuntutan, tetapi sebuah kewajiban yang harus dilakukan. Melalui banyak membaca dan belajar, mengekspresikan ide dan gagasan menjadi lebih mudah dan rasional. Dengan demikian, tulisan kita dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi banyak orang. Misalnya, jika kita ingin menulis tentang pentingnya digitalisasi di sekolah, maka kita harus memahami apa itu digitalisasi dan mengapa sekolah harus menerapkannya. Setelah memahami hal tersebut, kita akan lebih mudah mengungkapkan ide-ide tentang pentingnya digitalisasi di sekolah. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, kepercayaan diri dalam menulis dapat dengan mudah terbentuk.

Menulis adalah cara kita menyampaikan ide dan gagasan melalui tulisan yang merupakan bentuk komunikasi tertulis kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Dalman, 2014). Aktivitas menulis melibatkan kemampuan berbahasa seperti penggunaan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa yang produktif dan ekspresif (Nurgiyantoro, 2001: 273). Sebagaimana diungkapkan oleh Tarigan (1986), menulis merupakan kemampuan untuk merepresentasikan bahasa melalui lambang grafik sehingga dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.

Menulis adalah kegiatan yang dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian. Dalam menulis, kita dapat mengekspresikan apa yang telah dipelajari dari bahan bacaan yang telah dikembangkan dan diperdalam. Untuk memudahkan menulis, perlu melakukan tahap-tahap seperti memperbanyak bacaan terkait topik yang ingin dibahas, mengembangkannya, dan memperdalamnya. Namun, sebagai penulis, kita harus menyadari bahwa saat ini literasi membaca anak-anak di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata. Fakta ini terungkap dari hasil PISA Indonesia pada tahun 2018, yang menempatkan literasi membaca di Indonesia pada peringkat 10 dari 74 negara yang diikutinya.

Elina Syarif, dkk (2009: 11) mengidentifikasi enam tahapan menulis yang meliputi: a) membuat draf kasar, b) berbagi, c) memperbaiki, d) menyunting, e) menulis kembali, dan f) evaluasi. Sedangkan menurut Semi (2007: 46), tahapan menulis terdiri dari tiga bagian yaitu tahap pratulis, tahap penulisan, dan tahap penyuntingan. Tahap pratulis merupakan tahap awal di mana penulis menentukan topik dan ide yang akan ditulis, sedangkan tahap penulisan memfokuskan pada isi tulisan tanpa terlalu memperhatikan tata tulis. Tahap penyuntingan kemudian dilakukan untuk memperbaiki dan mempertajam perumusan tulisan. Setelah itu, tahap publikasi merupakan tahap akhir di mana tulisan dapat dipublikasikan melalui penerbit atau majalah.

Setelah berhasil menulis, harapan saya adalah  meningkatnya pengalaman menulis pada topik yang diangkat, semakin terampil dalam menyampaikan pendapat berdasarkan pendapat sebelumnya tentang topik yang sama, menumbuhkan referensi bagi penulis lainnya, serta meningkatkan penghasilan melalui publikasi tulisan.

Tulisan ini adalah hasil dari tugas pertama Pelatihan Menulis Bersama Ardan Sirodjuddin.

Penulis : Elva Laila, M.Pd, Freshgraduate Magister Pendidikan Kimia UNNES

Previous
Next Post »

Terimakasih Komentar Anda ConversionConversion EmoticonEmoticon